Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Rakyat Lembata Tolak Hadiri Pertemuan Dengan DPRD NTT
NTT || Suarafaktual
Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Rakyat Lembata (AMMPERA) Kupang menyatakan tegas menolak menghadiri pertemuan dengan DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), PLN, dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Penolakan ini disampaikan pada audiance hari senin, 01 juli 2024, dan dalam pernyataan resmi oleh Koordinator Umum AMMPERA Kupang merespon pendiskusian dari pihak-pihak tersebut,
Bento menjelaskan, bahwa keputusan penolakan ini diambil secara kolektif setelah melalui diskusi yang matang dan objektif. Alasan utama penolakan adalah karena DPRD NTT hanya mengundang perwakilan AMMPERA, sedangkan aliansi menginginkan seluruh massa aksi dilibatkan.
“Keputusan untuk mengundang hanya 10 perwakilan dari 11 organisasi yang tergabung dalam aliansi kami jelas tidak adil dan tidak demokratis. Kami hanya akan menghadiri audiensi jika seluruh massa aksi diperbolehkan ikut serta,” tegas Bento.
AMMPERA menilai bahwa usulan keterwakilan hanya beberapa orang tidak mencerminkan keterbukaan dan terkesan menghindari perdebatan yang konstruktif. Kehadiran banyak orang perlu dipastikan untuk menghindari intimidasi dan dinamika forum yang hanya fokus pada penjelasan perkenalan latar belakang hidup yang tidak efektif untuk menyelesaikan masalah.
Bento menambahkan bahwa AMMPERA datang dengan membawa tuntutan, bukan untuk merayu. Sehingga Dialog yang konstruktif membutuhkan bantahan dan argumentasi.
“Kapasitas ruangan bukan masalah utama. Kita bisa menjadwal ulang dan menyiapkan ruangan yang lebih besar. Bahkan, audiensi bisa dilakukan di ruang terbuka. Kita membutuhkan diskusi yang terbuka, bukan tertutup,” tegas Bento.
Penolakan AMMPERA ini menunjukkan kekecewaan terhadap lambatnya penanganan masalah pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (Geothermal) di Lembata. AMMPERA berharap agar DPRD NTT, PLN, dan ESDM dapat menunjukkan keseriusan dan keterbukaan dalam menyelesaikan masalah ini.