Terobosan Baru, Sekolah Tinggi Teologi (STT) Abalbalat Wesleyan Kupang Dalam Membina Karakter Pemuda Kristen

Kupang || Suarafaktual
Sekolah Tinggi Teologi (STT) Abalbalat Wesleyan Kupang telah mengadakan Workshop yang bertemakan “Membangun Karakter Pemuda Kristen Melalui Teologi Praktis” pada Kamis, 21 November 2024.

Workshop tersebut diselenggarakan di Aula STT Abalbalat Wesleyan Kupang yang di hadiri Oleh 20 orang mahasiswa Prodi Teologi, siswa/i SMP dan beberapa pemuda gereja beserta persekutuan Do’a di kota Kupang

Turut pula hadir Bapak Simon L. Ndapatamu, M.Th Selaku Wakil Ketua II yang menaungi bidang administrasi, beserta jajarannya.

Adapun yang melatar belakangi workshop, yakni, terjadinya keresahan di lingkungan Kampus STT Abalbalat Wesleyan Kupang melihat fenomena yang terjadi dalam kehidupan pemuda ditengah-tengah masyarakat, baik yang terjadi secara langsung dihadapkan kita, media massa maupun yang belum terekspos, seperti Pergaulan bebas, kekerasan Seksual, Pembunuhan, bunuh diri dan bentuk penyimpangan lainnya.

Sehingga workshop tersebut diselenggarakan untuk memberikan pembekalan kepada pemuda khususnya pemuda Kristen, dengan tujuan agar pemuda tidak hanya memahami Teologi secara teoritis, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Acara ini diisi dengan berbagai sesi, termasuk diskusi, pelatihan, dan sharing pengalaman dari para dosen serta pembicara yang diundang. Para peserta diajak untuk mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai Kristiani dapat diintegrasikan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, lingkungan sosial, dan pengembangan diri.

Dalam sesi diskusi interaktif, mahasiswa dan siswa berbagi perspektif mengenai tantangan yang dihadapi pemuda Kristen di era modern ini. Keterlibatan masyarakat lokal juga menjadi sorotan penting, di mana mereka diundang untuk memberikan masukan dan dukungan terhadap inisiatif yang diambil oleh pemuda dalam memperkuat karakter Kristiani.

Wakil Ketua II, STT Abalbalat Wesleyan Kupang, Bapak Simon L. Ndapatamu, M.Th Menyampaikan bahwa Penyimpangan yang terus terjadi ditengah-tengah kehidupan pemuda salah satunya diakibatkan karena masih banyaknya pemuda yang tidak memahami hakikat hidup dalam menuntun kebenaran sehingga berakibat fatal pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Fenomena ini kemudian menjadi dasar atas terselenggaranya workshop yang berbasis penguatan karakter bagi pemuda melalui pedoman kristiani yang sejati.

Workshop tersebut juga sekaligus memberikan motivasi dan semangat kristiani agar memahami betul bagaimana hidup yang semestinya berdasarkan ajaran kristen, sebab dalam pandangannya ditengah perkembangan teknologi yang hampir tidak terfilter oleh pemuda, kampus teologi harus menjadi motor penggerak bagi pembentukan karakter pemuda Kristen khususnya.

Ricardo B. Tunu, S.Sos, Selaku Ketua Panitia Workshop, turut menyampaikan bahwa, ditengah carut-marutnya perkembangan globalisasi kampus Teologi harus menjadi garda terdepan dalam pembentukan nilai, pembentukan karakter dan budi pekerti, karena itulah tugas institusi pendidikan yakni terus mengembangkan potensi yang positif dalam diri mahasiswa agar mereka juga menjadi marketing dalam menyebarkan kebenaran dan kebaikan ditengah kehidupan bermasyarakat.

Bapak Ricardo memahami betapa pentingnya kegiatan-kegiatan seperti ini dalam kehidupan sekarang, karena semakin hari pemuda dijauhkan dari kehidupan sosial dan terfokus pada perkembangan IPTEK versi Generasi Z yang masing-masing berinteraksi melalui gadged. Dengan demikian interaksi sosial semakin jauh dari pandangan pemuda, seperti budaya diskusi dan budaya progresif lainnya.

Suciningsih E. Manimabi, salah satu mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Kristen yang juga merupakan peserta workshop menyampaikan bahwa, melalui kegiatan yang bermanfaat ini saya dapat memahami apa penyebab terjadinya penyimpangan yang selalu dilakukan oleh Pemuda, dalam kacamata mata kristen, penyimpanan tersebut diakibatkan karena lemahnya karakter dan pendirian iman dalam konteks pemuda Kristen.

Iman yang lemah tentu akan terjerumus dalam jurang kebinasaan. terlepas dari penyebab lainnya, namun kunci semua tindakan,sikap dan perbuatan tergantung dari seberapa kuat pendirian iman kekristenan yang sejati.

Suci sangat bersyukur telah mendapatkan banyak pengalaman dari para narasumber hebat, ia juga berharap sebagai pemuda Kristen agar kegiatan seperti ini dapat terus diselenggarakan kedepannya. Bukan hanya bagi STT Abalbalat Wesleyan Kupang tapi juga kepada kampus Teologi lainnya agar pemuda Kristen terus kita dalam iman kristennya dan dijauhkan dari perbuatan tercela.

(F.A)